Senin, 27 Desember 2010

MINE PLAN part 1...

APAkah "MINE PLAN" itu???

Yuppp,,,simak disini...sekilas info mengenai "MINE PLAN"
Pada umumnya perencanaan tambang adalah penentuan persyaratan teknik pencapaian sasaran kegiatan serta urutan teknik dalam berbagai macam kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan penambangan dalam mencapai target produksi.

Tujuan dari perencanaan tambang adalah membuat suatu rencana produksi tambang untuk deposit batubara yang akan :
Menghasilkan tonase batubara pada tingkat produksi yang telah ditentukan dengan biaya yang serendah mungkin dan menghasilkan aliran kas (cash flow) yang akan memaksimalkan beberapa kriteria ekonomik seperti Rate of Return (ROR) maupun Net Present Value (NPV)

Dua Aspek penting dalam pekerjaan perencanaan tambang adalah perancangan pit atau penentuan batas akhir penambangan serta pentahapan dan penjadwalan produksi hingga ke perencanaan tahunan, triwulan dan bulanan.

Agar perencanaan tambang dapat dilakukan dengan lebih mudah, maka dibagi menjadi tugas-tugas pengerjaan sebagai berikut :
1. Pendesain-an pit berdasarkan Stripping Ratio (SR)
2. Penentuan batas pit (pit limit)
3. Penjadwalan produksi
4. Pemilihan alat
5. Perhitungan ongkos-ongkos operasi dan kapital
6. Perencanaan rehabilitasi

Data-data yang diperlukan dalam perencanaan tambang untuk data masukan adalah :
Geologi endapan seperti; dimensi endapan yaitu strike, dip, ketebalan, luas daerah, posisi daerah dan kedalaman overburden (OB).
Kualitas batubara dengan modelling melalui korelasi batubara.
Topografi; permukaan, ketinggian air laut untuk membuka suatu lahan tambang dalam suatu wilayah.
Kondisi alam seperti sungai, danau, rawa.
Faktor atau hal-hal lain; lahan atau area yang sudah dibebaskan.


Bersambung......... MINE PLAN part 2...

Kamis, 21 Oktober 2010

SWOT n SWORD Analysis

"OH nooooooo...how stupid am i...how i don't know about SWOT n SWORD Analysis!!!"

Before we pull out the SWORD, let's review the SWOT.

The SWOT analysis is an industry standard tool used to describe several options, and detail the (S)trengths (W)eaknesses (O)pportunities and (T)hreats associated with each option. The SWOT analysis is the foundation of my SWORD analysis.

Why not just use SWOT? It limits the decision making to a single option. Too often, I found myself stuck using this analysis because people could not come to agreement over a single option. The beauty of my SWORD analysis is it brings people out of the box, and allows for flexibility, and, more importantly, creativity.

We covered the SWOT acronym so what does SWORD mean?
* Strengths - List the strengths (pros) for each option.
* Weaknesses - List the weaknesses (cons) for each option
* Opportunities - List any opportunities that the option creates.
This ones a little challenging and takes practice.
* Risks - How does the option affect the quadruple constraint for the project?
Scope, Schedule, Cost, and Quality
* Decisions - This is the key difference in the SWORD analysis.
Instead of limiting decisions to a single option, this element allows the CCB to
pick and choose different elements from each option and ultimately drives to
consensus quickly.

from >> http://EzineArticles.com/?expert=Stephen_Yuhas

Rabu, 20 Oktober 2010

Batubara : Sifat

Batubara merupakan suatu campuran padatan yang heterogen dan terdapat dialam dalam tingkat (grade) yang berbeda mulai dari lignit, subbitumine, antrasit. Berdasarkan atas kandungan zat terbang (volatile matter) dan besarnya kalori panas yang dihasilkan batubara dibagi menjadi 9 kelas utama.

Dalam perdagangan dikenal istilah Hard Coal dan Brown Coal. Hard Coal adalah jenis batubara yang menghasilkan gross kalori lebih dari 5.700 kcal/kg dan dibagi :
a. Kandungaan zat terbang (volatile matter) hingga 33 %, termasuk klas 1-5.
b. Kandungan zat terbang (volatile matter) lebih besar 33 %, termasuk klas 6-9.

Hard coal merupakan jenis batubara dengan hasil kalori yang lebih tinggi dibandingkan dengan bitumine / subbitumine dan lignit (brown coal).

Sifat batubara jenis Antrasit :
1. Warna hitam sangat mengkilat dan kompak
2. Nilai kalor sangat tinggi, kandungan karbon sangat tinggi.
3. Kandungan air sangat sedikit.
4. Kandungan abu sangat sedikit.
5. Kandungan sulfur sangat sedikit.

Sifat batubara jenis bitumine / subbitumine :
1. Warna hitam mengkilat, kurang kompak.
2. Nilai kalor tinggi, kandungan karbon relatif tinggi.
3. Kandungan air sedikit.
4. Kandungan abu sedikit.
5. Kandungan sulfur sedikit.

Sifat batubara jenis lignit (brown coal) :
1. Warna hitam, sangat rapuh.
2. Nilai kalor rendah, kandungan karbon sedikit.
3. Kandungan air tinggi.
4. Kandungan abu banyak.
5. Kandungan sulfur banyak.

Batubara merupakan bahan bakar padat yang mengandung abu, oleh karena itu pemanfaatan batubara akan melibatkan biaya tinggi untuk alat yang diperlukan bagi penanganan (coal handling) dan pembakaran batubara. Itu semua bertujuan untuk mengeliminir debu dan abu.

Penanganan batubara memerlukan pengamanan, karena ada beberapa masalah dalam penanganan batubara antara lain :
a. Batubara dapat terbakar sendiri
b. Batubara dapat menimbulkan ledakan
c. Batubara dapat menimbulkan pencemaran, kalau ada angin kencang debunya beterbangan kemana-mana

TERBAKAR SENDIRI
Batubara dapat terbakar sendiri setelah mengalami proses yang bertahap yaitu :

1. Tahap pertama : mula-mula batubara akan menyerap oksigen dari udara secara perlahan-lahan dan kemudian temperature batubara akan naik

2. Tahap kedua : sebagai akibat temperature naik kecepatan batubara menyerap oksigen dari udara bertambah dan temperature kemudian akan mencapai 100-1400C

3. Tahap ketiga : setelah mencapai temperature 1400C, uap dan CO2 akan terbentuk

4. Tahap keempat : sampai temperature 2300C, isolasi CO2 akan berlanjut

5. Tahap kelima : bila temperature telah berada diatas 3500C, ini berarti batubara telah mencapai titik sulutnya dan akan cepat terbakar

SEBAB-SEBAB TERBAKAR SENDIRI


Batubara merupakan bahan bakar organic dan apabila bersinggungan langsung dengan udara dalam keadaan temperature tinggi (misalnya musim kemarau yang berkepanjangan) akan terbakar sendiri.
Keadaan ini akan dipercepat oleh :

a. Reaksi eksothermal (uap dan oksigen diudara), hal ini yang paling sering terjadi
b. Bacteria
c. Aksi katalis dari benda-benda anorganik

Sedangkan kemungkinan terjadinya terbakar sendiri terutama antara lain :

a. Karbonisasi yang rendah (low carbonization)
b. Kadar belerangnya tinggi (>2%). Ambang batas kadar belerang sebaiknya 1,2% aja

PENANGGULANGAN BATUBARA YANG TERBAKAR SENDIRI


Jika batubara ditimbun ditempat penimbunan yang tertutup (indoor storage) maka harus dibuat peraturan agar gudang penyimpanan tersebut bersih dari endapan-endapan debu batubara, terutama yang ditemukan dipermukaan alat-alat. Dengan demikian maka perlu ada perawatan yang terus menerus dan konstan. Apabila tempat penimbunan ini terbuka (outdoor storage) maka sebaiknya dipilihkan tempat yang rata dan tidak lembab, hal ini untuk menghindari penyusupan kotoran-kotoran (impurities). Untuk batubara yang berzat terbang tinggi perlu dipergunakan siraman air (sprinkler). Penyimpanan batubara yang terlalu lama juga membahayakan, paling lama sebaiknya 1 bulan.

TINGGI ONGGOKAN

Tingginya onggokan tumpukan batubara memang sulit untuk ditentukan sebab masing-masing tempat penimbunan memiliki kondisi sendiri-sendiri antara lain iklim, kelembaban, penyinaran.

PENGECEKAN DINI TERHADAP GEJALA TERBAKAR

a. Pengecekan Temperatur
Untuk mengetahui temperature maksimum dari onggokan batubara dapat ditentukan 1-2m dibawah permukaan dari tumpukan. Caranya : buat lubang vertical dibantu dengan pipa berperforasi. Kegunaan pipa agar lubang tidak tertimbun batubara lagi sedang kegunaan perforasi agar temperature didalam lubang sama dengan temperature dalam onggokan.

b. Batubara dapat menimbulkan ledakan
Ledakan debu batubara disebabkan oleh :
1. Ukuran partikel debu : <20 br="" mesh="" mm="">2. Terdapat hubungan antara zat terbang dan derajat peledakan

Volatile ratio = Volatile (%)/ [Volatile (%) + Fixed carbon (%)]

Apabila volatile ratio >0,12 maka kemungkinan terjadinya ledakan debu batubara selalu ada. Bila komponen abu dalam debu batubara >70-80% maka tidak perlu takut bahaya ledakan. Kondisi untuk meledak akan terjadi bila partikel-partikel halus cukup waktu mengembangnya (floating time). Juga adanya gas-gas pembakar dalam udara dapat membantu terjadinya peledakan.

c. Cara penanggulangan ledakan
1. Gunakan gas inert (gas N2). Gas ini cukup mahal harganya, selain itu juga cepat menguap sehingga selalu harus diperiksa valve pressurenya. Tempatkan tabung gas N2 ini didalam tempat penyimpanan batubara gerus (pulverized coal bin), juga dibagian filter (B/F)
2. Dilakukan pembersihan secara periodic untuk menghindari pembentukan endapan debu batubara
3. Menghilangkan kemungkinan sumber tercapainya titik sulut batubara (ignition point) didalam instalasi
4. Perhatikan, dicari dan temukan sumber kebakaran sedini mungkin
5. Dalam hal timbunan batubara ditutupi dengan plastic usahakan agar konsentrasi O2 kurang dari 12%. Pada timbunan terbuka, penggunaan siraman air dengan menggunakan sprinkler system yang otomatis akan sangat membantu dalam usaha mencegah kebakaran batubara.

Caranya : control operator panel (CPO) di pipa ditaruh didalam timbunan batubara kemudian distel pada temperature tertentu. Apabila temperature timbunan batubara meningkat dan melebihi temperature yang distel di COP, maka sprinkler otomatis akan bekerja sendiri menyirami timbunan batubara tersebut.

Perawatan debu batubara

Lembaran plastic penutup timbunan batubara adalah yang terbaik, diusahakan tidak menggunakan plastic berwarna gelap. Timbunan dipadatkan dengan bulldozer untuk mengurangi hadirnya oksigen didalam sela-sela batubara. Pada timbunan batubara terbuka permukaan timbunan sebaiknya disemprot dengan cairan yang mengeraskan permukaan. Cairan ini adalah produk tambahan dari pengilang minyak.

(sumber: Batubara & Gambut, Ir. Sukandarrumidi, MSc. Ph.D)

Minggu, 27 Juni 2010

isTiLah-isTiLah GeoHidroLogi

1. Evaporasi : Proses perubahan air menjadi gas atau uap air, sering ditemukan secara langsung pada permukaan air.
2. Transpirasi : Proses penyerapan air melalui makhluk hidup, terutama tumbuhan, ke atmosfer (udara).
3. Evapotranspirasi : Proses pelepasan air ke atmosfer sebagai akibat evaporasi dari tanah dan permukaaan air, dan transpirasi oleh tumbuhan.
4. Infiltrasi : Pergerakan air kearah bawah dari udara masuk ke dalam tanah.
5. Perkolasi : Pergerakan air melalui celah/sela sempit dari batuan atau tanah dibawah tekanan hidrostatik.
6. Permibilitas : Kemampuan batuan untuk menyebarkan zat cair atau gas, suatu bentuk relatif dimana medium penyerap dapat menyebarkan suatu cairan.
7. Porositas : Perbandingan kekosongan volum suatu batuan atau tanah terhadap volum total.
8. Air tanah dangkal : semua air yang berasal dari sumber air yang berada di dalam tanah yang memiliki kedalaman 10-25 m dari permukaan bumi.
9. Air tanah dalam : semua air yang berasal dari sumber air yang berada di dalam tanah yang memiliki kedalaman lebih dari 25 m dari permukaan bumi.
10. Meteoric water : kecepatan air yang mengalir pada suatu bidang.
11. Connate water : air yang diserap pada butiran mineral/karang cadangan dan tidak dihasilkan dari minyak/gas.
12. Runoff : Bagian dari lapisan endapan yang terlihat pada aliran atau permukaan air.
13. Presivitasi : Sebagian atau seluruh bentuk partikel air yang turun dari atmosfer; seperti hujan dan salju. Proses pembuatan bentuk padat dalam medium cair.
14. Aquifer : Formasi geologi, bagian dari pembentukan yang berisi material yang cukup basah yang dapat ditembus yang menghasilkan jumlah signifikan dari air menjadi mata air dan sumur.
15. Aquitar : lapisan yang dapat menyimpan air namun tidak dapat dialirkan serta dimanfaatkan secara cukup.
16. Aquiclude : formasi yang mengirimkan air untuk melengkapi penyaluran mata air/sumber air.
17. Laminar flow : jenis aliran pada garis aliran yang berbeda satu sama lain diatas panjang seluruhnya.
18. Turbulence flow : aliran yang dicirikan oleh adanya kekeruhan.
19. Debit : volume air yang mengalir dari suatu saluran melalui penampang lintang tertentu dalam satu satuan waktu.

Kamis, 27 Mei 2010

Mine Engineering



Mine Engineering is a branch of engineering chiefly concerned with the discovery, development and exploitation of ores and minerals. A Mine Engineer is a trained engineer with the knowledge of the science, economics and arts of mineral location, extraction, concentration and sale, the administrative and financial problems of importance in connection with the profitable conduct of mining. The one thing that really important for me to be a Mine Engineer is create mine from the map in the papper to be really mine in the earth, from unproductive land to be productive land with exploitation of ores and minerals from insides the earth.

Work environments vary by occupation are likely scientists and technicians work in office buildings and laboratories, while miners and mining engineers spend much of their time in the mine. Geologists who specialize in the exploration of natural resources may have to travel for extended periods to remote locations, in all types of climates, in order to locate ore, mineral or coal deposits.



Working conditions in mines can be unusual and sometimes dangerous. Workers in surface mines is subject to uneven outdoor work in all kinds of weather and climates. Some surface mines shut down in the rainy, because water from the rain covering the mine site makes work too difficult. Physical strength is necessary, because the work involves lifting, stooping and climbing. Surface mining, however, usually is less risky than underground mining. In underground mines are damp and dark, and some can be very hot. At times, several inches of water may cover tunnel floors. Although underground mines have electric lights, only the lights on miners caps illuminate many areas. Workers in mines with very low roofs may have to work on their hands and knees, backs, or stomachs, in confined spaces. In underground mining operations, dangers include the possibility of an explosion, exposure to harmful gases, or electric shock.

Mining engineers usually are employed at the location of natural deposits, often near small communities and sometimes outside the Indonesia. Those in research and development, management, consulting, or sales, however, often are located in metropolitan areas. There is no mining without human resources. People are ultimately what mining is all about. People to plan and run the mines. People to buy, enjoy and benefit from the mine’s products. And people affected, for better or worse, by mines.

Coal industry was previously taken as the second energy resource after the oil. Coal mining development as the alternative energy resource. Undeniable that mines besides give many benefit for human, its also can generate environmental impact. To reduce the environmental impact, the Mine Engineer must have to with vision of environment, so that can create friendly mine of environment and preserve the environment.

In reality, mining and agriculture are two basic industries which play a part of the important to development of modern civilization. So that among mining and agriculture have to be well-balanced or equiping each other.

Not close possibility, the trend of future mining methods is not only drilling and blasting techniques, as one would suppose strangely enough it is a reversional trend to spalling and pulverizing rock using extremes of temperature change and pressure, similar to primitive mining methods in principle, with revolving cutter heads advance by hydraulic jacks under extraordinary pressures. They will be capable of continuous mining under remote control and will advance through the hardest rock formations rapidly.

teman2 miner'05.....













KEBERSAMAAN ITU INDAH.....

Senin, 22 Maret 2010

gaK takut GagaL !!!!!

Kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda....mmmmm kata-kata ini sering banget didengerin...bahkan merupakan motto hidup kebanyakan orang...yaaaa sebelum sukses,terlebih dahulu kita mlewati rangkaian kegagalan.

Grafik hidup kita gak mesti selalu naik, ya dalam hidup kita selalu ada saat-saat ups n downs, hal yang lumrah terjadi apabila kita merasa takut dan cemas akan konsekuensi yang akan diterima apabila tujuan yang ingin dicapai tidak terwujud. Misalnya, takut dapat teguran, mengecewakan orang lain atau takut mendapat predikat buruk.... Nah...justru kecemasan itu memicu kegagalan. Kegagalan yang seharusnya dihindari ehhhh malah jadi boomerang, karena kita terus-menerus memikirkan, mencemaskannya dan menghabiskan waktu dengan penuh ketakutan...yang terjadi kita akan mengalami kesulitan untuk dapat berfikir jernih dan malah melupakan langkah-langkah yang seharusnya dipikirkan untuk menyelesaikan tugas tersebut....

soooooooo.....live must go on...ubah rasa takut menjadi kekuatan.
1. bersikaplah realistis daripada harus selalu tampil sempurna
2. jangan tergantung pujian...kalo ketinggian bisa nimbulin sifat sombong.. ^^,
3. buat daftar resiko agar bisa merancang rencana antisipasi
4. pengalaman buruk anggap sebagai latihan...
5. jangan takut gagal
6. selalu berani mencoba...
7. lakukan dengan hati yang gembira bersemangat...

[*.*]

Kamis, 18 Maret 2010

KonVersi saTuan.... SEkiLas inFo

KONVERSI SATUAN :
Mass : 1 Ton = 1000 Kg
1 Ton = 1987 lb ≈ 2000 lb
1 Kg = 2.20462 lb (pound)
1 cuyd = 0.967 ton
Distance : 1 yard = 0.91 m
1 km = 0.62 mile
Area : 1 km2 = 100 ha
1 ft = 12 inch
1 cuyd = 27 cuft
Energy : 1 BTU = 251.9958 calorie
1 BTU = 1055.056 joule
Degree : 1 derajat = 60 menit
1 menit = 60 detik
1 derajat = 3600 detik
125,2625 derajat = 125 + 0,2625
0,2625 derajat = 0,2625 x 60 = 15,75 menit
15,75 menit = 15 + 0,75
0,75 menit = 0,75 x 60 = 45 detik
125,2625 derajat = 125° 14’ 45”
Misal :
125° 14’ 45” + 24” = 125° 14’ 69” = 125° 15’ 09”
125° 14’ 45” - 53” = 125° 13’ 105” - 53” = 125° 13’ 52”
Pressure : 76 cmHg = 29.92 inHg
1 bar = 14.5 psi
Volume : 1 cuyd = 0.765 m3
1 barel = 115.63 liter
1 galon = 4.55 liter
1 galon = 0.02381 barel
1 m3 = 1000 liter

Jumat, 01 Januari 2010

Taon Baroe 2010



this is d'UNforgetable moMent with d'Legend....
really unforgetable moment...xixixixi
bareng The Banery......



history nya.....cuman n demi ngeliat the banery dateng ke Samarinda for d'1sT time
from 06:30 pm until 01:00 am @ swiss BelHotel Borneo